Kamis, 16 Desember 2010

Panduan Cepat Untuk Memahami Anak Anda

0diggsdigg
ibu dan anakMemahami anak anda adalah salah satu hal terpenting yang harus anda ketahui sebagai orangtua. Hal ini sangat membantu efektifnya dalam membimbing dan mengasuh anak anda saat mereka tumbuh dewasa. Anda harus mengerti bahwa anak anda memiliki ciri kepribadian unik yang akan tetap konsisten sepanjang hidupnya.

Salah satu cara agar anda dapat memahami anak anda adalah anda harus mengamati mereka saat tidur, makan atau bermain. Carilah ciri yang konsisten. Kegiatan apa yang paling mereka sukai? apakah mereka mudah beradaptasi atau apakah mereka butuh waktu untuk beradaptasi? Hal-hal seperti itu adalah karakter normal seorang anak dan anak anda pasti masuk diantaranya.

Berusaha sebisa mungkin mengobrol dengan anak karena ini sangat penting untuk memperoleh informasi dan memahami anak. Pada kasus anak kecil, mereka kurang bisa mengungkapkan dengan bahasa verbal, mereka mengungkapkan melalui ekspresi wajah, bahasa tubuh supaya memahami pikiran dan perasaan mereka. Mengajukan pertanyaan pada mereka akan membuat mereka membagi perasaannya pada anda. Sebagai contoh, daripada bertanya tentang apa yang mereka kerjakan di sekolah, tanyalah pada mereka apa yang hari ini mereka bangun dengan mainan bloknya. Daripada bertanya apakah mereka bermain dengan teman mereka, lebih baik perhatikan pada permainan yang mereka mainkan.

Cara lain memahami anak anda adalah dengan melihat lingkungan mereka agar mengetahui tentang tingkah laku tertentu yang sudah anda amati. Saudara, tempat perawatan anak, teman-teman, guru, masyarakat, pengaturan rumah dan aspek lain dari lingkungan bisa memainkan peran penting dalam membentuk perilaku anak. Sebagai contoh, jika anak anda menunjukkan agresivitas terhadap anak-anak lain disekolahnya, anda perlu mencari tahu semua sumber yang menyebabkan perilaku agresif mereka.

Ada kemungkinan mereka berhubungan dengan anak lain yang juga menunjukkan kecenderungan agresif. Suasana di rumah juga bisa menjadi menyebabkan perilaku tersebut. Apakah akhir-akhir ini terjadi konflik dan pertengkaran di rumah yang disaksikan anak anda ? Bagaimana dengan suasana lingkungan masyarakat sekitar ? Itu adalah beberapa faktor yang harus anda pertimbangkan disaat mencari tahu alasan dibalik kelakuan agresif si anak.

Sebagai tambahan, anda dapat memahami anak anda dengan mengamati anak-anak lain yang sebaya dengannya. Anda dapat membaca buku, browsing internet, dan menghadiri kelas tentang perkembangan anak. Ingat juga bahwa anda pernah mengalami masa seusianya, sehingga perilaku anak-anak pada usia tersebut kurang lebih sama. Namun, kecepatan perkembangan melalui tiap tingkatan usia berbeda-beda pada tiap orang.

Dengan memahami perkembangan anak anda, anda akan dapat memberi mereka kesempatan dan juga mainan-mainan yang dapat membantu meningkatkan perkembangan dan menyiapkan mereka untuk tahapan lanjutan pertumbuhan mereka. Pada saat bersamaan, anda sebagai orang tua akan dapat menetapkan harapan dan batasan yang dapat diterima oleh anak anda.

Menjadi orang tua yang bertanggung jawab sangatlah berat, terutama pada jaman sekarang dimana orangtua waktunya tersita banyak untuk pekerjaaannya daripada bersama dengan anaknya. Kualitas waktu sangat sulit didapatkan ketika anda mencoba membagi waktu anda antara pekerjaan dan mengasuh anak. Banyak orang yang tidak sukses sebagai orang tua dan ini pasti membuat anda frustasi. Memahami anak anda adalah jalan yang efektif agar anda sukses dalam seni mengasuh anak.

Rutinitas waktu tidur yang sehat untuk Anak Gembira

0diggsdigg
nina-bobokRutinitas waktu tidur dan ritualnya sangat penting bagi kebanyakan anak dalam membangun pola tidur yang positif dan mengembangkan rasa keamanan dan stabilitas. Anak anda akan mendapatkan keuntungan dari waktu tidur yang ditetapkan. Pilihlah waktu untuk tidur yang layak bagi anak anda dan yang dapat secara konsisten dilakukan setiap malam.

Bentuklah rutinitas waktu tidur yang dapat memberikan kemungkinan prediksi dan pola keluarga yang nyaman. Bahkan pola visual yang mudah dipahami dan terstruktur dapat membantu proses ini dan dapat menjadi pengingat dan konsistensi bagi seluruh keluarga.

Membentuk rutinitas tidur yang baik akan membantu mengajar anak untuk tenang, rileks dan bersiap-siap untuk tidur. Namun, tidak setiap teknik bekerja untuk setiap anak. Misalnya, jika mandi merangsang atau menakutkan bagi anak anda, mungkin ide yang lebih baik untuk memandikannya pada waktu yang lain daripada sesaat sebelum anda ingin anak anda untuk tenang dan tidur. Masukkan kegiatan yang anda tahu memiliki efek menenangkan pada anak anda ke persiapan rutinitas waktu tidur mereka. Usahakan rutinitas yang pendek dan menyenangkan. Ini harus realistis hanya terdiri dari empat sampai enam langkah yang dapat diselesaikan dalam kerangka waktu yang wajar, tidak keluar ke waktu berjam-jam setiap malam.

Membaca buku favorit setiap malam, menyikat gigi, minum segelas air, dan mengucapkan doa selamat malam semua bisa menenangkan, kegiatan menenangkan untuk anak kecil yang dilakukan setiap malam secara rutin. Memeluk dan mencium anggota keluarga biasanya juga merupakan bagian integral dari proses, tentu saja!

Ada malam-malam atau saat-saat ketika keadaan mencegah anak anda dari tidur pada waktu biasa mereka. Pastikan untuk tidak remehkan proses ketika hal ini terjadi, namun perlu diingat bahwa setiap langkah dapat dipersingkat secara signifikan untuk mencegah frustrasi berkepanjangan pada saat semua orang yang lelah.

Mitos Seputar Mengasuh Anak.

0diggsdigg
kesehatan anakMengasuh anak bukanlah pekerjaan yang mudah. Membesarkan anak-anak mungkin merupakan petualangan yang paling berharga di dunia ini, namun tidak ada orang tua yang membantah bahwa itu bukanlah perjalanan yang sulit meskipun penuh dengan tantangan sepanjang jalan. Tentu saja tidak ada resep untuk menjadi orangtua yang baik, tidak ada jalan yang menjamin kesuksesan dalam mengasuh. Pada saat yang bersamaan, ayah dan ibu dapat terhindar dari kesalahan yang umum dilakukan dengan
tidak terjerumus pada mitos-mitos tentang mengasuh anak, mitos yang jauh lebih membahayakan dibandingkan kebaikannya bila dilakukan.
Satu kesalahpahaman yang populer tentang mengasuh anak adalah bahwa ada cara yang benar dan cara yang salah dalam mengasuh anak. Orang-orang yang meyakini dirinya tahu segala sesuatu tentang mengasuh anak akan memberitahu anda begitu mereka melihat tindakan ibu atau ayah yang 'buruk'. Hal yang lucu adalah bahwa para orang yang mengganggap dirinya ahli ini sepertinya tidak pernah setuju dengan penjelasannya. Kadang-kadang orangtua yang dianggap buruk terlalu lunak, kadang-kadang terlalu ketat. Ibu dan ayah mendapat kritikan karena kurang terlibat, dan pada saat yang sama dikritik karena terlalu terlibat.

Tentu saja yang benar adalah tidak ada yang mengetahui segala sesuatu yang harus diketahui tentang mengasuh anak. Tidak peduli berapa banyak buku yang telah dibaca seseorang. Tidak peduli seberapa banyak anak-anak yang sehat, mapan, dan sukses yang telah dibesarkan oleh seseorang. Apa yang sesuai untuk satu keluarga belum tentu sesuai dengan keluarga lain. Tidak ada kebenaran universal tentang mengasuh anak, tidak ada rumus lengkap untuk kesuksesan menjadi orang tua. Setiap orang tua harus meraba-raba sepanjang jalan, membuat keputusan terbaik dan berusaha sekuat yang ia bisa. Jadi jangan biarkan orang lain memberi penilaian salah atau benar pada pilihan cara mengasuh anda.

Mitos lain yang umum tentang mengasuh anak adalah keyakinan bahwa orang tua haruslah sempurna. Kita telah mendapat pemahaman dengan jelas bahwa tidak ada cara yang benar dalam membesarkan anak, sehingga secara alami orang tua tidak perlu sempurna atau tidak sempurna. Namun tetap saja ada sebuah keyakinan tentang mengasuh anak yang telah meluas; orang-orang tidak bisa menggoyahkan anggapan bahwa jika mereka membuat satu kesalahan saja, mereka akan menghancurkan kehidupan anak-anak mereka !

Pada kenyataannya, orang tua tidak ada yang sempurna. Kita membuat pilihan yang tampaknya terbaik bagi kita, berdasarkan kepercayaan kita, penilaian kita, dan pengetahuan kita tentang anak-anak kita. Terkadang pilihan kita tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Kadang-kadang, kita membuat kesalahan. Hal yang perlu diingat tentang mengasuh anak adalah bahwa ini bukanlah hal yang ilmiah. Terdapat ruang bagi kesalahan. Tidak hanya orang tua yang belajar dari kesalahannya, tetapi anak-anak mereka juga belajar dari kesalahannya. Karena pada akhirnya, kebenaran yang nyata tentang mengasuh anak adalah bahwa hal ini merupakan proses berkembang bersama bagi orang tua dan anak-anaknya. Ini adalah suatu perjalanan, dan bukan tujuan.

Isilah rumah anda dengan kasih sayang dan biarkan anak-anak anda tahu bahwa anda akan selalu mendukung mereka dan akan selalu begitu. Kemudian, jangan memusingkan hal-hal kecil. Itulah kebenaran yang harus orang-orang ketahui tentang cara mengasuh anak.

Gigitan dan Cakaran Hewan

0diggsdigg
Jika anak anda digigit atau dicakar oleh seekor binatang, luka dapat menjadi infeksi. Bersihkan luka segera dan panggil bantuan medis secepat mungkin.

Sekalipun hewan adalah binatang peliharaan keluarga anda, anda harus mengikuti tahapan ini:


  • Cuci luka dengan sabun dan air.
  • Tekan area luka untuk menghentikan pendarahan.
  • Ketika pendarahan berhenti, oleskan krim antibiotik seperti Neosporin pada luka.
  • Tutupi luka gigitan/goresan dengan perban bersih
  • Panggil bantuan medis di hari yang sama jika memungkinkan

Gigitan manusia harus mendapat perlakuan medikal dan perhatian yang sama dengan gigitan hewan.
Anak anda akan diberikan vaksin tetanus kalau dia belum mendapatkannya selama 5 tahun terakhir.
Ikuti perawatan yang dianjurkan oleh dokter anak Anda. Buka perban dan perhatikan luka gigitan setiap hari sampai luka sembuh. Bersihkan luka dengan sabun dan air setiap hari dan bebat dengan perban bersih sampai luka gigitan sembuh.

Panggil Dokter Anak Anda jika :

  • Luka memerah, membengkak, hangat jika disentuh, atau terasa lebih sakit
  • Luka berair dan mengeluarkan bau tidak sedap
  • Anak Anda mengalami demam lebih dari 38 derajat Celcius.

Apa yang Harus dilakukan Dengan Hewan

Panggil dokter Anda segera kalau Anda tidak mengetahui pemilik hewan yang menggigit anak Anda. Hewan mungkin punya penyakit anjing gila. Kalau hewan jinak, usahakan untuk menemukan pemiliknya. Tanyakan jika hewan sudah pernah disuntik rabies (penyakit anjing gila) , serta tanggal penyuntikan dilakukan. Kalau mungkin,kurunglah hewan di tempat yang dipagari , jauhi dari orang-orang dan binatang lain selama 10 hari. Perhatikan perubahan perilaku pada hewan.

Jangan mencoba mengurung binatang ganas/liar . Panggil polisi atau departemen yang berurusan dengan hewan. Seorang anak yang digigt oleh kelewar atau tidur satu kamar dengan anak yang digigit oleh kelelawar harus diperiksakan ke dokter.

Keselamatan di Sekitar Hewan

Ajarkan anak Anda untuk berhati-hati dengan hewan di sekitarnya. Beberapa tips keselamatan untuk diajarkan pada anak Anda :
  • Jangan mengganggu ketika binatang sedang makan
  • Jangan menarik telinga atau ekor binatang
  • Angkatlah binatang dengan perlahan
  • Cuci tangan sesudah menyentuh binatang
  • Jangan memberi makanan binatang liar atau binatang yang tidak dikenal
  • Anak-anak tidak diizinkan untuk memasukkan tangan ke dalam tangki atau kandang binatang
  • Beritahukan orang dewasa jika digigit oleh binatang
  • Ikat binatang dengan tali

Jika Seekor Anjing Mengancam


  • Jangan sekali-kali berteriak atau berlari
  • Berdiri diam dengan tangandi samping. Hindari kontak mata dengan binatang. Jika binatang mulai tidak tertarik dengan Anda mundur perlahan sampai binatang tak terlihat lagi.
  • Jika anjing menyerang, posisikan jaket, tas atau apapun yang Anda punya antara Anda dan binatang
  • Jika Anda jatuh ke tanah, lengkungkanlah tubuh Anda seperti bola dengan tangan menutupi telinga dan jangan bergerak. Coba untuk tidak berteriak atau berguling.
  • Selalu berjalan menjauh jika seekor anjing menggeram atau mulai menggeram ketika Anda mendekat. Jangan lari !

Mengapa Anak Autis Tak Mau Dipeluk?

TEMPO Interaktif, Chicago - Sebuah cacat pada otak ternyata menjelaskan mengapa banyak anak autis menghindar ketika disentuh atau dipeluk -bahkan oleh orangtua mereka sendiri. Penelitian ini telah menunjukkan, ada masalah yang mempengaruhi individu dengan Sindrom Fragile X yang rentan, dan terkenal sebagai gen penyebab autisme dan pewaris keterbelakangan mental.
 
Para ilmuwan menemukan Fragile X hasil dari pengembangan penundaan sensorik korteks, daerah otak yang merespons untuk disentuh. Efek domino ini dipicu oleh penundaan yang menyebabkan bagian dari otak menjadi salah. Fragile X disebabkan oleh mutasi gen di kromosom X wanita yang mempengaruhi pembangunan sinapsis, sebagai poin vital hubungan antara sel saraf.
Karena anak laki-laki hanya memiliki satu kromosom X, mereka sangat dipengaruhi oleh sindrom ini dibandingkan anak perempuan. Perempuan memiliki dua kromosom X, sehingga tak terlalu bermasalah jika ada yang rusak. Sampai batas tertentu dapat dikompensasikan oleh yang lain. Anak laki-laki umumnya lebih mungkin rentan berkembang autis dibandingkan anak perempuan.
"Ada periode kritis selama perkembangan akhir ketika otak sangat rentan dan berubah dengan cepat," kata pemimpin studi Dr Anis Contractor, dari Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago. "Semua elemen ini berkembang cepat dan dikoordinasikan sehingga otak menjadi saluran kabel yang benar dan karena itu fungsinya benar."

Contractor mengatakan, anak dengan sindrom ini akan menderita dengan masalah "taktik pembelaan diri" dan akhirnya menjadi cemas dan menarik diri secara sosial. "Mereka tidak bisa menatap mata orang, mereka tidak akan memeluk orang tua mereka, dan mereka sangat peka terhadap sentuhan dan bunyi. Semua ini menyebabkan kecemasan bagi keluarga dan teman-temannya dan juga untuk penderita Fragile X itu sendiri. Sekarang pertama kali kita memiliki pemahaman tentang apa yang tidak beres di dalam otak."
PRESS ASSOCIATION| NUR HARYANTO

Game Bantu Penanganan Anak Autis

Fransiska Ari Wahyu - detikinet
Inggris - Anak-anak autis cenderung apatis terhadap lingkungan sekitarnya. Sebuah cara unik pun telah dikembangkan untuk membantu anak-anak ini untuk berkomunikasi, yakni lewat game komputer.

Studio animator yang merancang game komputer kartun ini adalah Catalyst Video. Mereka mengembangkan game komputer yang diberi nama Space Place untuk penyandang autis. menghadirkan 12 cerita yang berfokus pada kaitan antara emosi dan ekpresi wajah.

Menurut Nik Lever, managing director Catalyst, anak penyandang autis bermasalah dengan pengenalan emosi. Game ini diharapkan menjadi alat bantu bagi orang tua dan guru untuk membangun kemampuan empati pada anak autis.

"Dengan menggunakan alat bantu semacam ini secara teratur, anak penyandang autis dapat mengembangkan kepekaan dan emosi mereka sehingga dapat menerapkannya dalam situasi yang berbeda," ujar Lever, seperti dikutip detikINET dari Tameside Advertiser, Jumat (25/7/2008).

Lebih lanjut Lever menambahkan bahwa anak-anak yang menyandang autis kemungkinan besar akan menyukai program macam Thomas the Tank Engine dan Roary the Racing Car. Kami menyediakannya di internet. Sembari menonton, mereka dapat meningkatkan kemampuan sosialnya.

Space Place direkomedasikan oleh psikolog Dr Janine Spencer, yang mendirikan Centre for Research in Infant Behaviour lab di Brune University.

"Space Place sungguh fantastis, ekspresi wajah karakter menunjukkan emosi penting untuk menguatkan cerita," tandas Dr Janine Spencer.

Kasih Sayang, Kunci Menangani Anak Autis

Jakarta, Kompas - Kasih sayang serta kesabaran ekstra merupakan pendekatan yang kerap terabaikan dalam pendidikan anak autis di sejumlah klinik terapi. Karena upaya membentuk perilaku positif terhadap mereka tanpa sadar cenderung bernuansa kekerasan, maka anak menjadi trauma, takut mengikuti terapi, atau orangtuanya yang tidak terima."Bahkan, terkesan pembentukan perilaku pada anak autis seperti mendidik perilaku hewan. Misalnya, menyuruh duduk dengan mata melotot, bentakan, teriakan. Kalau tidak menurut disentil, dijewer, dan tindakan kekerasan lain," ungkap psikolog anak Dra Psi Hamidah MSi dalam seminar "Pendidikan Anak Autis dengan Pendekatan Humanistik" yang digelar Perhimpunan Autisme Indonesia pada Kongres Nasional Autisme Indonesia I di Jakarta, Sabtu (3/5).

Autisme merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat atau luas, dan dapat terjadi pada anak dalam tiga tahun pertama kehidupannya. Penyandang autis memiliki gangguan berkomunikasi, interaksi sosial, serta aktivitas dan minat yang terbatas serta berulang-ulang (repetitif). Gejalanya misalnya, anak tidak bisa bicara atau terlambat bicara, bicara dengan bahasa yang tidak dimengerti, tidak mau kontak mata, tidak mau bermain dengan teman sebaya.

Ada juga yang gemar melakukan aktivitas berulang-ulang tanpa mau diubah, terpukau pada bagian-bagian benda, seperti senang melihat benda berputar, jalan berjinjit, menatapi telapak tangan, serta berputar-putar. Hal tersebut membuat anak autis seperti hidup pada dunianya sendiri.Metode yang sering diterapkan untuk membentuk perilaku positif pada anak autis, yaitu Applied Behavior Analysis (ABA) atau metode bivavioristik yang dikenalkan Prof Dr Lovaas di Amerika Serikat. Metode bertujuan membentuk atau menguatkan perilaku positif anak autis dan mereduksi perilaku negatifnya. Namun, pada pelaksanaannya tidak jarang terapis menerapkannya dengan cara-cara yang relatif keras."Memang benar harus tegas dan konsisten. Tetapi juga harus telaten, sabar, dan penuh kasih sayang. Prinsipnya mengajarkan dengan perasaan. Metode ABA sebenarnya tidak keras seperti itu. Dengan pendekatan lebih manusiawi, kita bisa membentuk perilaku positif pada anak autis," kata Hamidah.

Menurut dia, apa yang diajarkan terapis harus dilanjutkan orangtua di rumah. Tanpa peran orangtua itu bisa sia-sia. "Waktu di tempat terapi paling hanya empat jam. Sisanya ketelatenan dan kesabaran orangtua sangat amat penting demi kesembuhan dan perkembangan si anak," tegas Hamidah.

Namun, sejauh yang diketahuinya biaya terapi di berbagai klinik terapi di Indonesia masih relatif mahal sehingga hanya mampu menjangkau kalangan mampu.

Sumber : Kompas.com)

Tips bagi orang tua yang memiliki anak yang alergi terhadap kacang

0diggsdigg
kacang tanahApakah anda orang tua dari seorang anak yang memiliki alergi terhadap kacang? Jika ya dan jika ini adalah pengalaman pertama bagi anda, mungkin anda akan mencari suatu panduan. Lagipula, mengetahui kehidupan anak anda secara harfiah ada di tangan Anda, hal ini bisa membuat banyak orangtua kewalahan.

Salah satu hal pertama yang akan perlu anda lakukan sebagai orangtua adalah
berbicara dengan anak anda tentang alergi kacang yang mereka miliki. Hal ini penting segera dilakukan sehingga anak anda akan mampu memahami konsep alergi dan untuk tidak makan makanan tertentu. Waktu yang tepat adalah pada saat mereka belum bersekolah. Anda mungkin perlu berbicara dengan anak anda lebih dari sekali, tetapi penting untuk memberi tahu mereka apa yang bisa terjadi jika mereka berbagi makanan dengan teman atau teman sekelas. Jika anak anda lebih dewasa atau remaja, anda dapat mengajari mereka langkah-langkah proaktif seperti memeriksa semua label makanan.

Sama pentingnya seperti berbicara dengan anak anda tentang alergi kacang yang mereka miliki, maka sangat penting juga untuk berbicara dengan siapa pun yang mungkin bersosialisasi dengan anak anda. Orang-orang ini termasuk guru, perawat sekolah, anggota keluarga, dan orang tua dari teman-temannya. Anda mungkin akan terkejut mengetahui bahwa sebagian besar alergi terhadap makanan, termasuk reaksi alergi terhadap kacang terjadi ketika orang tua tidak ada di tempat. Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi semua orang dewasa tahu tentang reaksi alergi anak anda terhadap kacang. Ketika anak anda meninggalkan rumah untuk mengunjungi teman atau keluarga, bekali makanan ringan yang aman bagi mereka untuk dimakan.
Jika anda dan anak anda akan pergi makan di luar, penting bagi anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebanyak mungkin. Anda harus melakukannya di seluruh tempat makan, tetapi terutama sangat penting dilakukan di toko roti. Apakah semua barang dipanggang di tempat yang sama, seperti di panggangan yang sama ? Jika tidak, apakah sarung tangan diganti ? Bagaimana kemungkinan selai kacang atau kacang dapat masuk ke dalam makanan lain? Anda harus tahu sebelum memberi makan anak anda, terutama apapun yang tidak anda siapkan sendiri.
Berbicara tentang makanan yang anda persiapkan sendiri, pastikan untuk membaca semua label makanan. Ketika melakukannya, anda mungkin akan terkejut betapa banyak produk yang memiliki peringatan menyatakan bahwa mungkin saja ada kacang di dalamnya. Bahkan jika mereka hanya menyebutkan 'mungkin', anda masih disarankan untuk menggunakannya dengan hati-hati atau tidak menggunakannya. Pastikan juga bahwa anda selalu membaca label makanan, karena produsen makanan dapat memperbaharui atau mengubah bahan makanan mereka.
Penting juga untuk mengetahui bagaimana menangani reaksi alergi. Besar kemungkinan dokter anak anda akan mengajarkan kepada anda langkah-langkah tepat yang harus diambil, yang mungkin akan mencakup pemberian obat untuk membantu anak anda bernapas. Penting juga untuk mendidik orang di sekitar anda. Pastikan bahwa semua kerabat, orang tua temannya, dan guru sekolah tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi reaksi alergi terhadap kacang. Jika obat-obatan diberikan oleh dokter anda, pastikan bahwa obat-obatan tersebut tersedia di sekolah dan selalu sertakan obat tersebut bersama anda, seperti di mobil atau di tas anda.
Tips-tips yang telah disebutkan di atas hanya sebagian dari banyak tips yang perlu anda ingat jika anak anda memiliki alergi kacang. Bukan rahasia lagi bahwa merawat anak dengan alergi kacang bisa menyulitkan dan membuat stres, karena anda akan benar-benar perlu mengawasi setiap langkah yang anda dan anak anda ambil. Karena alasan itu, ada beberapa buku penting untuk anda di luar sana yang akan membantu orang tua seperti anda, serta forum-forum online yang dapat memberikan dukungan yang sering kali diberikan oleh sesama orang tua seperti anda.

Si Kecil Alergi?

Si Kecil Alergi?

Si Kecil Alergi? (1)
Foto: Getty Images
Banyak mitos dan pertanyaan seputar alergi pada anak. Manakah yang benar?
Pertanyaan seputar alergi pada anak memang kerap menghantui para Ibu dan calon Ibu. Mulai bagaimana mengetahui gejalanya, apakah bisa disembuhkan, hingga bisakah teridentifikasi dari masalah alergi Ibu ketika mengandung.
Agar lebih jelas mengenai alergi pada anak (batita), berikut tanya-jawab yang dihimpun seputar alergi.
1 . Orang awam kerap mengatakan “bayi saya alergi susu”. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan alergi susu?
Alergi susu diartikan bila minum susu timbul reaksi alergi, biasanya mengenai kulit berupa eksim atopi yang disebut dermatitis atopi.
Alergi susu juga dapat mengenai bayi hingga dewasa. Memang, memberikan pengganti berupa susu kedelai adalah salah satu solusi yang bisa dilakukan pada anak dengan alergi susu, namun itu bukan satu-satunya solusi. Bisa juga dengan mengganti susu formula dengan susu yang dihidrolisis misal, Nan HA.
2 . Bahan apa dalam susu yang menyebabkan alergi?
Bahan dalam susu yang menyebabkan alergi adalah proteinnya.
3 . Apakah ASI dapat saja menjadi penyebab alergi susu dan harus dihentikan?
ASI dapat saja menjadi penyebab alergi, oleh karena itu Si Ibu harus diet terhadap makanan yang sering menyebabkan alergi, seperti susu, telur, makanan laut, vetsin, dan makanan lain yang dicurigai.
4. Gejala apa yang bisa dikenali bila anak menderita alergi khususnya makanan?
Gejala umunya, berupa gatal-gatal pada kulit yang disebut dermatitis atopi atau biduran/kaligata yang disebut urtikaria. Namun dapat juga mengenai saluran napas berupa asma.


Si Kecil Alergi? (2)
Foto: Agus Dwianto
5 . Benarkah pada ibu yang memiliki riwayat alergi makanan, terutama pada saat hamil menjadi alergi pada makanan tertentu, anaknya akan menderita alergi pada bahan makanan yang sama?
Belum tentu. Bisa ya, bisa juga tidak. Alergi memang dapat diturunkan secara genetik, tetapi jenis alerginya tidak harus sama, bisa saja ibunya alergi makanan tertentu, anaknya menderita asma atau pilek alergi, atau juga anaknya alergi makanan yang sama jenisnya dengan ibu, tetapi bisa juga berbeda, misalnya anaknya alergi udang, ibunya alergi bukan udang.
6 . Bila anak sudah pernah (terbukti) alergi terhadap produk susu, bisakah Ibu memberikan makanan mengandung susu seperti biskuit, pancake , bubur susu dsb?
Tidak bisa, harus dihindari. Jika anak terbukti memiliki alergi terhadap susu sebaiknya bukan hanya menghindari susu, tetapi harus menghindari produk susunya juga.
7 . Bisakah ibu mencegah anak mewarisi bakat alergi ibu?
Genetik tidak dapat dicegah, tetapi dihindari. Bila orang tua telah diketahui memiliki riwayat alergi dan anak sudah pernah menunjukkan gejala alergi, sebaiknya hindari saja bahan-bahan yang menimbulkan reaksi alergi.
8 . Bahan makanan apa saja yang bisa memicu alergi pada batita?
Alergi pada batita dapat berupa alergi terhadap: susu, telur, kacang, makanan laut/seafood , dan minyak ikan.
9 . Bisakah alergi disembuhkan, atau harus bagaimana bila ibu sudah mengetahui anak punya alergi terhadap bahan makanan tertentu?
Alergi tidak dapat disembuhkan, tetapi dikontrol. Alergi dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor genetik yang tidak bisa di-apa-apakan, dan faktor lingkungan yang harus dikontrol.
Jadi alergi dapat diketahui dari pengalaman pasien dan kita dapat melakukan tes alergi melalui uji tusuk kulit atau skin prick test , dan pemeriksaan darah IgE Atopi untuk mengetahui faktor pencetus. Dengan demikian pasien dapat mencegah kambuhnya penyakit alergi dengan cara menghindari penyebabnya.
10 . Usia berapa anak bisa menjalani tes alergi dan bagaimana prosedurnya?
Tes alergi berupa uji tusuk kulit sudah dapat dilakukan pada usia 1 tahun, kurang dari satu tahun juga bisa, hanya saja bayi tersebut belum banyak paparannya, sehingga umumnya dilakukan pada anak usia diatas 1 tahun.
Prosedurnya adalah tidak minum anti alergi atau anti histamin 3 hari sampai dengan 1 minggu (tergantung jenis anti histaminnya). Hal ini untuk menghindari hasil negatif palsu.
Uji tusuk kulit pada anak 1 tahun sering dilakukan di paha, pada usia batita hingga dewasa biasanya dilakukan pada lengan bawah. Alergen ditetes di lengan bawah, kemudian tiap alergen yang ditetes, ditusuk dengan jarum khusus, lalu didiamkan 15 menit untuk menuggu reaksi yang muncul, setelah itu di lap dengan tisu dan tes siap dibaca. Reaksi positif dinyatakan dengan timbulnya bentol yang berukuran diameter minimal 3 mm.
Laili Damayanti
Nara sumber: Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM, Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSCM.

Selasa, 23 November 2010

Wajib, Lo, Menggali Rasa Ingin Tahu Anak

Jangan bingung apalagi merasa terganggu menghadapi si kecil yang ceriwis dan banyak tanya. Kita harus optimal menggali rasa ingin tahunya agar ia tak jadi pribadi "kerdil".
Kalau kita cuek atau malah merasa terganggu, bisa merugikan perkembangan wawasan dan kepribadian anak. Begitu pun kalau kita selalu melarang atau sebaliknya, kelewat melindungi. Nanti ia jadi enggak PD, lo, alias tak percaya diri, enggak punya inisiatif, selalu ragu-ragu, dan cenderung menarik diri dalam pergaulan. Kasihan, kan?
Itulah mengapa, tegas Evi Sukmaningrum, SPsi , orang tua harus bekerja keras menggali rasa ingin tahu anak sedini mungkin. Soalnya, di usia 2-3 tahun biasanya anak mulai pintar ngoceh banyak tanya mengenai hal-hal yang ada di sekitarnya. "Rasa ingin tahunya begitu besar karena ia tengah memasuki masa bermain. Anak mulai nenangga  dan berinteraksi dengan orang lain. Ia bertemu dengan hal-hal baru di luar rumah dan tak lagi terbatas pada lingkungan di rumahnya saja," papar pengajar di Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta, ini. Meskipun sebetulnya rasa ingin tahu anak sudah muncul sejak usia 1 tahun. Hanya saja di usia itu anak masih sebatas observer . Gerakannya masih terbatas pada sekadar mengamati dan memegang, belum bisa mengekspresikan rasa ingin tahunya secara verbal. Itulah mengapa, komunikasi verbal yang intens antara orang tua dan anak sangat diperlukan karena akan melatih keterampilannya bicara, disamping dapat membantu mengembangkan kemampuan otaknya.

SERTAI ALAT PERAGA
Jadi, Bu-Pak, bila si kecil usianya sudah 2-3 tahun namun cenderung pasif dan enggak banyak tanya, saran Evi, cari tahu penyebabnya. Bila mengalami keterlambatan bicara seperti yang banyak terjadi, berarti hambatan untuk berbicara dan bertanya itulah yang harus ditangani lebih dulu. Lewat pemeriksaan yang lebih seksama di bagian saraf, misalnya, karena tak tertutup kemungkinan saraf-saraf yang berkaitan dengan perangkat wicaranyalah yang mengalami gangguan. Atau, bisa jadi otot-otot alat bicaranya, terutama lidah, belum matang atau berkembang sempurna.
Tapi kalau perkembangannya berjalan wajar, ketika ia mulai menunjukkan rasa ingintahu, kita harus peka dan segera merespon dengan memberi keterangan sejelas-jelasnya namun singkat dan disesuaikan dengan bahasa anak seusianya. Kita harus bangga dan senang, lo, kalau si kecil rajin bertanya dan ingin tahu sesuatu karena hal ini sangat positif. "Itu tandanya anak punya minat untuk bereksplorasi terhadap lingkungan sosialnya," jelas Evi. Jadi, kalau ia tanya soal binatang tertentu yang dilihatnya di TV, misalnya, ya, jelaskan. Sebaiknya, penjelasan verbal disertai alat peraga atau contoh konkret agar bisa dimengerti anak.
Misalnya, mengajak anak ke kebun binatang, sehingga ia bisa melihat secara konkret seperti apa binatang yang pernah ditanyakannya itu. Terlebih lagi bila pertanyaannya membutuhkan penjelasan yang tak mudah. Misalnya, anak menonton adegan mesra di TV lalu tanya, "Kok, orang itu ciuman?" Jawablah, "Itu berarti sayang," dan berikan contoh, "Nih, seperti Mama sekarang cium Ade, berarti Mama sayang Ade." Bagi anak, jawaban dengan contoh tersebut sudah cukup. Ia belum bisa, kok, membedakan antara ciuman bermakna sayang dan yang penuh nafsu.

HARUS KONSISTEN
Kalau kita memang benar-benar sibuk dan tak bisa sejenak pun meninggalkan kesibukan tersebut untuk menjawab pertanyaan si kecil, saran Evi, cobalah beri pengertian lebih dulu kepadanya. Misalnya, "Sayang, sekarang Mama harus menyelesaikan dulu pekerjaan Mama. Nanti kalau sudah selesai, Mama akan jawab pertanyaan Ade, ya." Dengan cara ini, jelas Evi, "anak sebetulnya juga terbantu untuk belajar memahami orang tuanya yang sibuk tanpa ia sendiri merasa di-reject  atau ditolak." Tapi tentu kita harus konsisten. Setelah selesai dengan pekerjaan tersebut, kita temui si kecil dan katakan, "Nah, sekarang Mama sudah selesai dengan pekerjaan Mama. Tadi Ade mau tanya apa?"
Hasilnya akan sangat berbeda, lo, bila kita bersikap enggak konsisten. "Selain rasa ingin tahu anak terpenuhi, respon orang tua juga akan semakin mendekatkan hubungan dengan anak," lanjut Evi. Tapi kalau kita enggak konsisten, hanya sekadar berjanji, maka yang ditangkap oleh anak adalah, "Ah, percuma. Mama bohong, kok." Secara tak langsung, kita pun telah menanamkan nilai buruk tentang kejujuran. Iya, kan? Selain itu, tambah Evi, "anak akan mencari dari sumber lain bila pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahunya tak didapat dari orang tua, sementara sumber yang ia tanya belum tentu tepat."
Jikapun sumbernya tepat, tapi kalau tanpa penjelasan yang memadai, bukan tak mungkin pemahaman si anak jadi meleset. Celaka, kan? Belum lagi kalau anak tahu-tahu "pandai" omong kotor atau terbiasa menggunakan umpatan kasar. Bukankah jadi makin gawat? Memang sudah selayaknyalah bila kita mau sedikit "berkorban" untuk menjawab rasa ingin tahu si kecil. Begitu, kan, Bu-Pak?

DORONG BERPIKIR KRITIS
Penting diketahui, pemenuhan rasa ingin tahu anak menjadi salah satu modal bagi perkembangan kecerdasannya. Itulah mengapa, anak yang kritis dan banyak tanya memiliki korelasi untuk bisa digolongkan sebagai anak cerdas. Artinya, anak yang cerdas menunjukkan rasa ingin tahu dan kemampuannya untuk berpikir kritis. "Bukan berarti anak yang enggak berpikir kritis itu enggak cerdas, lo. Kalau orang tua memberi stimulasi pada anak yang kelihatannya pasif, tentu akan sangat membantu," tutur Evi.
Misalnya, "Ini apa, Nak?" sambil menunjukkan aneka benda berlainan bentuk dan warna. Atau, "ajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengundang kemampuan berpikir anak." Misalnya, "Kenapa binatang marah kalau diganggu?" Jadi, si kecil yang pendiam belum tentu enggak cerdas, ya, Bu-Pak. Bisa jadi ia pendiam lantaran Bapak-Ibu tak pernah meresponnya untuk banyak bicara ataupun mendorong berpikir kritis. "Yang juga kerap terjadi, orang tua cuma 'menyuapi'," tambah Evi.
Ada, lo, anak yang pintar dan tinggi daya tangkap serta daya ingatnya, namun enggak kritis. Lantaran, ibu-bapaknya cenderung cuma memberi tahu dan kerap memberi respon negatif bila anak banyak bertanya ataupun memarahi kala si anak protes. Bagaimana jika orang tua tak memberi respon positif karena tak tahu? Tak usah cemas. Menurut Evi, kita bisa, kok, mengejar ketertinggalan si anak.
Namun tentu dengan "bayaran" yang lebih mahal. Artinya, terang Evi, "proses pemahaman pengetahuan si anak akan lebih lambat dibanding teman-temannya, karena pemahaman yang sama seharusnya sudah diberikan saat anak berada dalam masa golden age di usia 2-3 tahun." Bukankah saat itu ia tengah pintar-pintarnya? Jadi, kalau stimulasinya bagus di usia itu, anak akan tumbuh optimal menjadi cerdas. Jangan lupa, lo, meski kecerdasan bersifat herediter atau bawaan, namun tak akan menjadi optimal bila tak dibarengi dengan pemberian gizi yang baik dan stimulasi dari lingkungan.  

BOLEH, KOK, MELARANG ANAK
Yang penting, dalam melarang harus disertai alasan jelas, sehingga ia tahu, ia bukan sekadar dilarang tapi ada hal-hal tertentu yang bisa mencelakakan dirinya ataupun orang lain. Misal, larangan main pisau, bisa dibarengi dengan memberi contoh memotong buah. Jelaskan, "Ade tak boleh main pisau karena pisau ini tajam dan bisa melukai tanganmu. Lihat, nih, Mama potong jeruk. Nah, terbelah, kan?" Anak pun jadi mengerti kenapa dirinya dilarang main pisau. "Dengan selalu mengemukakan reasoning , anak akan terlatih mengenali apa kesalahannya atau mengapa ia harus dimarahi orang tua," terang Evi . Cara ini juga membiasakan anak belajar konsekuensi, "Saya nggak boleh melakukan ini karena berbahaya buat saya."
Tapi kalau ia selalu dilarang, justru akan membuatnya jadi pembangkang. Coba, deh, perhatikan; semakin dilarang, anak seusia ini, kan, semakin nekat. Apalagi di usia 3 tahun, anak tengah mengembangkan negativismenya. Kalau dibilang "Kamu jangan main hujan ya," ia malah akan main hujan-hujanan. Jadi, semakin kita melarang, ia justru akan melakukan hal-hal yang kita larang. Alangkah baiknya dalam melarang kita juga mengajaknya berpikir. Misal, "Kalau Ade main hujan, nanti gimana?"
Ia mungkin akan menjawab, "Sakit." Nah, teruskan dengan pertanyaan, "Kalau sakit, nanti Ade bisa ikut jalan-jalan nggak sama Papa-Mama?" Pancing terus si anak hingga akhirnya ia sendirilah yang mengambil keputusan untuk tak main hujan. Dengan cara ini, bukan cuma larangan kita dipatuhi, anak pun jadi belajar berpikir kritis. Nah, mengembangkan kecerdasannya, kan?

SEDIAKAN MAINAN BERVARIASI
Salah satu bentuk stimulasi yang dianjurkan untuk meningkatkan kecerdasan adalah permainan edukatif. Lewat beragam permainan sederhana, anak terlatih perkembangan kognitifnya, kemampuan motorik kasar dan halus, maupun perkembangan intelegensinya. "Sebaiknya sediakan mainan bervariasi," anjur Evi .
Selain agar anak tak cepat bosan, pilihlah yang memungkinkan anak dapat menemukan semua kebutuhannya akan fungsi tiap-tiap mainan tersebut. Soalnya, ada permainan yang melatih daya ingat melalui gambar-gambar, ada yang mengasah kreativitas, dan ada pula yang bisa mempertajam daya imajinasinya. Sega atau play station , menurut Evi, boleh-boleh saja. Asalkan dibatasi agar tak merusak mata dan menjadikan ketagihan. Selain bentuk permainannya juga harus disesuaikan usia anak. Kalau tidak, apa jadinya bila anak usia 2-3 tahun asyik menikmati kekerasan lewat permainan contra dan sejenisnya.
Melakukan berbagai permainan atau aktivitas bersama anak, juga penting untuk mengembangkan kecerdasannya. Misalnya, main kuda-kudaan, pasar-pasaran, atau loncat-loncat, dan sebagainya. Jadi, tak usah malu, ya, Bu-Pak, bila harus terlibat dalam permainan si kecil. Selain itu, beri kebebasan pada anak untuk memanjat atau melompat di tempat yang ia sukai. Bila Ibu-Bapak keberatan si kecil melompat-lompat di tempat tidur, ya, sediakan fasilitas yang memungkinkan ia tetap melakukan aktivitas tersebut.
Begitu pun bila keberatan si kecil corat-coret tembok, ya, beri fasilitas untuk kebutuhannya itu. Ulurkan kertas kecil atau besar seperti yang diinginkannya. Jika ia lebih suka corat-coret di tembok, sediakan tembok khusus untuk dicoreti atau tempelkan sejumlah kertas berukuran besar di salah satu bagian tembok. Jelaskan padanya, "Ade boleh corat-coret di sini tapi di tembok lain jangan, ya." Pendeknya, kita tak boleh menghambat keinginan anak namun kita juga harus melatihnya bertanggung jawab untuk merapikan kembali mainannya atau benda-benda lain setelah ia usia melakukan sesuatu aktivitas.

ADE MAU LES MENYANYI 
Banyak, lo, orang tua yang kelewat getol mengarahkan anak. Menurut Evi , tak ada salahnya bila si anak memang suka. "Yang harus diingat, orang tua hanya sekadar mengarahkan, bukan menyalurkan ambisi pribadinya. Mungkin malah positif bisa mengarahkan anak sedini mungkin. Misal, anak berbakat menyanyi, tentu akan lebih baik bila diikutkan dalam kursus olah vokal. Ini kalau anaknya suka, lo. Kalau tidak, ya, jangan dipaksa." Jikapun si anak mau, kita juga perlu lihat-lihat lagi.
Soalnya, terang Evi, anak seusia ini cenderung akan bilang "mau" kalau ditawari les apa saja. "Dia hanya sekadar ingin tahu, ada apa, sih, di situ atau apa, sih, yang akan dia dapatkan." Bukankah anak usia ini memang sedang ingin tahu apa saja? "Tapi dia belum ada pengertian jelas kalau 'mau' berarti harus ada tindak lanjut apa. Konsekuensi logis untuk setiap tindakan jelas-jelas belum dia pahami sama sekali." Jadi, jangan salahkan si kecil, lo, Bu-Pak, kalau ia bilang mau tapi setelah beberapa kali ikut les lantas mogok.

*duta seruni*

Minggu, 21 November 2010

Bermain Sambil Belajar Untuk Anak

oleh: McMarthy



Melalui permainan dalam pembelajaran, anak tumbuh dan berkembang mempelajari hal-hal baru disekelilingnya. Ia menggunakan gerakan, fisik, dan motoriknya untuk melatih kreatifitasnya. Dengan bermain bersama teman-temannya, Ia juga meningkatkan kemampuan bahasanya dengan berinteraksi dengan teman sebayanya.

Permainan dalam pembelajaran bagi anak sangatlah perlu untuk meningkatkan kemampuan motorik anak mendeteksi lingkungan. Selain itu, dengan permainan dalam pembelajaran anak juga dapat belajar tentang banyak hal, terutama dapat menggunakan fisiknya. Anak yang kreatif cenderung dapat bersosialisasi bersama teman sebayanya dengan baik, karena dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sementara anak yang tidak kreatif lebih banyak berdiam diri dan tidak percaya diri.

Bermain Melempar Bola

Salah satu kegiatan permainan dalam pembelajaran yang sering dilakukan oleh anak adalah “melempar bola” (ball tossing). Permainan ini membutuhkan peserta 10 sampai dengan 12 anak. Alat minimal yang perlu dipersiapkan adalah bola. Tujuan permainan dalam pembelajaran pada bermain melempar bola ini adalah membiasakan anak untuk fokus dan konsentrasi. Permainan yang diberikan, mengasah kreatifitas anak, dan respon motorik anak kepada temannya.

Permainan sering dilakukan anak-anak usia sekolah dasar di kampung-kampung maupun pedesaan. Mereka tidak sadar dalam permainannya bahwa mereka sedang belajar fokus pada bola yang akan diterimanya. Permainan ini bila dilakukan berulang-ulang secara tidak langsung proses penangkapan bola itu butuh kebiasaan sehingga bisa merangsang respon motorik anak.

Cara permainan

Pada setiap permainan dalam permbelajaran tentu ada caranya. Cara bermain dalam permainan ini sangatlah sederhana. Semua anak-anak yang berjumlah 10 atau 12 anak tersebut membuat lingkaran dengan wajah menghadap ke tengah dan berhadapan dengan anak-anak yang lain.

Salah satu anak melempar bola ke temannya yang lain dengan menyebutkan buah kesukaannya dan nama anak yang diberi bola. Selanjutnya anak yang diberi bola juga menyebutkan nama buah dan nama orang yang diberi bola pada anak yang lain lagi. Mereka yang tidak bisa menyebutkan buah akan dikenakan sanksi, misalnya bernyanyi atau berjoget.

Permainan ini akan mengajarkan anak tidak hanya dari segi kognisi saja, tetapi juga melatih sikap, dan motivasi untuk mengembangkan skill yang dimiliki. Masih banyak lagi permainan dalam pembelajaran yang proses pembelajarannya tidak hanya menyentuh aspek kognisi saja melainkan juga aspek afeksi dan psikomotorik. Semoga dengan banyaknya permainan-permainan akan melahirkan generasi-generasi baru yang mandiri dan mampu mengembangkan imajinasinya.

Opsi seorang pendidik menghadapi anak-anak yang bermasalah



Tolok ukur keberhasilan seorang guru dapat ditentukan berdasarkan sikap dan perilaku anak-anak didiknya.  Sebagai pendidik, seorang guru akan merasa berhasil apabila anak-nak didiknya mau bekerjasama dalam proses belajar mengajar.  Makna kerjasama adalah bersama-sama melakukan tugas dalam rangka proses pembelajaran.  Tetapi adakalanya sikap dan perilaku anak-anak didik menyebabkan seorang guru tidak tahan dan ingin cepat-cepat menyelesaikan sesi pembelajarannya. 
Sebenarnya sikap dan tingkah laku anak-anak yang tidak mau bekerjasama merupakan dampak permasalahan dalam proses perkembangannya.  Banyak anak yang bahkan harus kehilangan masa kanak-kanaknya karena orang tua yang sibuk.  Sementara anak-anak lainnya dibesarkan oleh pengasuh(nanny).  Anak-anak itu diharuskan mandiri sebelum waktunya, akibatnya mereka mengalami stress atau bahkan depresi.
Apa yang harus dilakukan seorang guru? Sebagai seorang pendidik di sekolah, guru dituntut berperan sebagai orang tua.  Seorang guru harus mengerti bahwa dimanapun anak-anak berada, baik di sekolah maupun di rumah, tidak banyak bedanya.  Berikut adalah tujuh opsi yang sangat bermanfaat dan efektif untuk diterapkan di rumah maupun di sekolah.
1.       Memberi penjelasan apabila ada masalah atau kejadian insidentil di kelas.  Misalnya, seusai kelas melukis ada cat air yang tumpah di lantai. Sebaiknya seorang guru berkata,”Lihat, di lantai ada tumpahan cat air”. Atau ketika guru mendapatkan kertas ujian tanpa nama. Sebaiknya seorang guru berkata,”Kenapa saya dapat kertas yang tidak ada namanya?” Juga apabila anak-anak asik ngobrol di kelas. Seorang guru boleh permisi keluar kelas sebentar untuk kemudian kembali dan mengatakan bahwa suara mereka sangat jelas terdengar sampai hall atau ruangan lain.
2.       Berperan sebagai seorang informan.  Misalnya, suatu hari guru menemukan ada meja yang dicoret atau anak-anak mencoret meja.  Sebaiknya guru mengatakan bahwa meja bukan tempat untuk menuliskan sesuatu, tetapi kertas.  Atau di kelas komputer ada anak yang menggoreskan sesuatu di atas disket komputer. “Disket komputer tidak bisa lagi dipakai jika tergores atau kotor”.
3.       Memberikan pilihan/opsi.  Misalnya, setelah seorang anak selesai membuat bentuk bangunan dengan balok atau lego, dia tidak mau membereskannya. “ Bagus sekali istana yang kamu buat! Pasti kamu akan membuat istana lagi besok. Kalau begitu kamu boleh menyimpan balok-balok itu di dalam rak yang sudah disediakan atau ke dalam kotak itu”.
4.       Memberi perintah dengan pesan singkat atau satu kata.  Misalnya, seorang anak tidak memulai kalimat dengan huruf besar. Katakan, “Huruf besar!” Atau setelah seorang anak membuka pintu tetapi tidak menutupnya kembali, “ Pintu!”.
5.       Berkomunikasi dengan gerakan atau bahasa tubuh. Misalnya kelas sangat gaduh, seorang guru menempelkan jari telunjuknya ke mulut.
6.       Mengungkapkan perasaan anda.  Misalnya anda sedang menerangkan pelajaran, sementara anak-anak ngobrol. “ Saya merasa sedih dan frustrasi kalau tidak ada yang mau mendengarkan saya”.
7.       Menyampaikan pesan atau perintah melalui tulisan.  Misalnya guru menyediakan kotak dimana tugas-tugas dikumpulkan; di kotak tersebut dituliskan pesan “ Akan lebih baik kalau mencantumkan nama dan tanggal”.

Senin, 15 November 2010

Agar Anak Tetap Kreatif

oleh: Aiman 

Ada 3 ciri anak kreatif yang dominan : 

1. Spontan  2. Rasa ingin tahu 3. Tertarik pada hal-hal yang baru.  Dan ternyata ke 3 ciri-ciri tersebut terdapat pada diri anak. Berarti semua anak pada dasarnya adalah kreatif dan faktor lingkunganlah yang menjadikan anak tidak kreatif. Sedangkan kewajiban orang tua sebenarnya bukanlah mencetak, tetapi lebih pada mempertahankan agar anak tetap kreatif sebagaimana aslinya. 

Apakah kita sebagai orang tua mampu untuk mempertahankan kreatifitas anak ? Ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu kita untuk memahami sudah seberapa jauh kemampuan kita dalam hal ini : 

a) Apakah kita menerima segala kelebihan dan kekurangan anak kita dan apakah kita mensugesti mereka bahwa mereka mampu atau sebaliknya ? b)Apakah kita senantiasa menyadari bahwa setoap individu adalah unik dan setiap anak ada-lah otentik, tidak sama dan tidak akan dapat disamakan dengan anak lain ? c)Apakah kita menyadari bahwa kreatifitas itu bersifat multi dimensional dan setoap anak memiliki kimensi kreatifitasnya sendiri-sendiri ? d) Sudahkah kita mencoba mencari dan menelusuri sendiri minat-minat dan bakat-bakat apa yang dimiliki oleh anak-anak kita satu persatu ? e) Apakah kita telah memberikan dorongan dan cukup menghargai gagasan-gagasan anak kita, atau sebaliknya ? f) Sudahkah kita memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap apa-apa yang tengah dikerjakan oleh anak-anak kita, misalnya dengan ikut melakukan aktifitas bersama anak ? g) Apakah kita senantiasa memper-kenalkan berbagai hal yang baru kepada anak-anak kita, atau justru sebaliknya (menyembunyikannya) ? h) Apakah kita menghadapi anak-anak kita secara santai atau dengan penuh ketegangan ? i) Sudahkan kita memberikan waktu, tempat, kemudahan dan bahan-bahan agar anak kita kreatif ? j) Sudahkah kita memberikan anak-anak kita iklim dan pojok khusus untuk melakukan aktifitas mereka ? k) Apakah selama ini kita menilai hasil kreasi anak kita atau kita lebih tertarik untuk memperhatikan prosesnya ? l) Apakah selama ini kita menilai hasil kreasi anak dengan menggunakan perspektif kita atau dengan menggunakan perspektif anak ? m)Apakah kita selama ini cukup terbuka terhadap gagasan dan kreasi anak yang tidak lumrah ? n)Sudahkah kita memberi penguatan terhadap hasil kreasi anak atau justru melemahkannya ?


Tips-Tips Mendidik Anak Sejak Dini

oleh: Agustnasihin


Berikut ini adalah beberapa tips mendidik anak sejak usia dini :

1. Berikan contoh dengan mengajaknya ikut serta pada kegiatan sehari-hari yang positif. -Membersih ruangan rumah,Biasanya anak-anak yang suka bermain-main dengan mainanya akan membuat situasi berantakan di ruangan rumah, ajarkan pada anak untuk bisa membersihkan dan merapikan sendiri setelah selesai bermain. -Membaca buku-buku bacaan. Buku-buku bacaan sebagai altenatif guru yang baik. Buku sebagai sumber ilmu yang tiada batas,banyak jenis buku yang bisa dibaca dan mebahas berbagai tema dan masalah. -Membaca Majalah atau Koran,dengan membaca koran dan majalah akan menambah wawasan pada orang tua sehingga bisa mempunyai wawasan yang lebih luas dan bisa diajarkan. -Membaca Kitab Suci.Dengan mendengarkan acaan kitab suci biasanya sianak akan memiliki spiritual yang lebih baik bila dewasa kelak. -Menulis,Anak akan memperhatikan bila orang tua sedang menulis dan akan menirunya dengan coret-coret, biasanya didinding namun sebaiknya dibuku-buku yang telah disediakan orang tua,sehingga termasuk juga mengajarkan keapian dan kebersihan. -Bagi keluarga yang punya halaman berumput, biasanya setiap bulan sekali rumput akan jadi panjang dan tidak beraturan, maka anak bisa diajari juga bagaimana merapikan halaman. -Mencuci kendaraan,baik motor maupun mobil bila tidak terlalu kotor bisa dicuci sendiri dirumah, sekaligus mengajarkan anak bagaimana memperlakukan kendaraan. -Mengajak kebengkel, biasanya anak akan senang bila diajak ikut serta kebengkel,dan biasanya akan menambah ide bagi si anak untuk lebih mengenal jenis kendaraan bermotor,bisa juga nanti menjadi idola sianak untuk berwiraswasta dengan membuka bengkel dan lain-lain.

2. Berikan contoh untuk mentaati waktu, Yaitu waktu bermain, waktu belajar dan waktu tidur. Biasanya anak dibawah lima tahun memerlukan waktu tidur lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa.Sehingga sebagai orang tua terutama Ibu harus bisa mengajarkan waktu-waktu kapan harus bermain dan kapan harus beristirahat. Hal ini dilakukan untuk kesehatan anak itu sendiri.

3. Menghindarkan anak-anak dari hal-hal yang bersifat buruk. -Bertengkar didepan anak-anak, karena dengan bertengkar didepan anak-anak secara otomatis akan memberikan contoh kekerasan dalam keluarga didepan anak, sehingga bisa menimbulkan trauma psikis pada si anak itu sendiri. -Membiarkan anak tidak disiplin, kadang didikan keras bisa membuat disiplin pada sianak,dengan dimanja anak tidak bisa mandii dan bertanggung jawab. -Memukul anak secara langsung didepan anak-anak yang lain, akan mengakibatkan hilangnya rasa kepercayaan diri si anak. -Bila Ayah sedang keras pada anak, dalam arti tujuan mendidik si ibu tidak boleh membela si anak, sebab bila dibela si anak tidak akan jera bila melakukan kesalahan. Sebaliknya bila Si Ibu sedang keras pada anak dalam arti mendidik,Sang ayah pun tidak boleh membela kesalahan pada anak,. Sehingga terjalin kerjasama mendidik anak yang baik dan seimbang. -Jangan berikan tontonan baik berupa film-film kekerasan atau Sinotron drama yang bersifat cengeng dan mendramatisi, untuk menghindari anak dari sifat-sifat yang kurang baik dari dampak yang ditontonnya.

4. Sisakan waktu bersama Anak-anak. Ditengah-tengah kesibukan sebagai orang tuan sisakan waktu untuk bermain bersama anak-anak,sehingga timbul rasa kasih sayang sekaligus pembelajaran pada anak.

5. Usia 7 tahun, bagi yang Moslem bila sampai belum Sholat ajarkan dengan sedikit keras, bisa dengan cambukan untuk mengingatkan anak agar segera sembahyang.

6. Diatas usia 7 tahun, Anak akan bisa diberikan tangung jawab yang lebih, sehingga tidak terlalu merepotkan orang tua.
Semoga berhasil Good Luck!

Anak Cerdas

oleh: Ferry Djajaprana


Nama Peresensi : Verri Jaya Priyana Nama Samaran : Ferry Djajaprana Penulis : Dini Kasdu 
Penerbit : Puspa Swara Tahun : 2004 Cetakan : Ke 1 Halaman : vi + 152 hlm, 23 cm
 
Semua orangtua, pasti mendambakan si buah hati tumbuh sehat dan cerdas. Dari generasi yang sehat dan cerdas ini diharapkan dapat menjadi tonggak kemajuan bangsa. Hal ini menjadi tanggung jawab orangtua yang merupakan orang terdekat bagi anak. Hanya saja untuk merealisasikannya bukanlah hal yang mudah. Bukan hanya dibutuhkan pemenuhan secara materi, tetapi juga secara mental dan social. Yang lebih penting lagi, kemauan dan pengetahuan orang tua untuk dapat melakukan semua upaya itu sejak merencanakan kehadiran anak hingga anak itu tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mandiri.
Sejak dalam kandungan, lahir, tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak merupakan suatu proses. Perjalanan dan hasil akhir dari proses ini sangat bergantung pada orangtua. Perlakuan orang tua menentukan masa depan anak.

Anak itu ibarat kertas putih, tergantung orang tuanya mau membuat apa anaknya itu. Beberapa ahli mengemukakan bahwa orangtua dapat membuat anaknya menjadi lebih cerdas jika dalam keluarga dibangun suasana yang hangat dan penuh kasih sayang dan lingkungan yang kondusif, sanggup meningkatkan taraf kecerdasan anak menjadi lebih baik. Sebaliknya anak yang lahir dengan kecerdasan tinggi, tetapi hidup dalam keluarga yang kurang kasih sayang dan lingkungan yang tidak mendukungnya, anak tidak akan berkembang menjadi anak yang cerdas.

Demikian uraian Dini Kasdu, dalam bukunya karangannya yang berjudul Anak Cerdas, A-Z panduan mencetak kecerdasan buah hati sejak merencankan kehamilan sampai balita. Dini menjelaskan idenya dengan bahasa yang mudah dimengerti dan gamblang sehingga mudah dimengerti bagi siapa saja yang membacanya.

Untuk pasangan yang baru memulai maghligai rumah tangga diharapkan kesadarannya untuk mempersiapkan diri baik secara fisik dan mentalnya. Peranan Ibu sejak masa prakonsepsi (sebelum pembuahan) menentukan kesehatan dan kecerdasan anak yang akan dilahirkan. Idealnya, hal ini dilakukan jauh sebelum kehamilan terjadi karena kualitas generasi yang akan dilahirkan dipengaruhi oleh masa sebelum dan selama kehamilan. Karena masa lalu, masa kini maupun mkasa yang akan datang akan saling mempengaruhi.


Pada masa kehamilan perlu diperhatikan terhadap dua masa kritis yang berdampak pada janin.
Masa kedua berlangsung sejak awal minggu ke delapan sampai saat kelahiran. Masa ini merupakan periode penyempurnaan proses tumbuh kembang organ tubuh yang telah dibentuk pada peroiode sebelumnya. Jika terjadi gangguan pada masa ini, janin beresiko menderita gejala kelainan fisiologis sejak lahir dan semakin parah pada saat dewasa nanti.
Pada masa kehamilan, salah satu agenda yang harus dijadwalkan dalam masa kegiatan ibu hamil adalah memeriksa kehamilannya secara rutin. Tahap selanjutnya setelah masa kehamilan adalah masa bayi, bawah tiga tahun (batita), dan bawah lima tahun (balita). Masa-masa tersebut menjadi emas untuk pembentukan manusia kelak dikemudian hari.

Setelah usia anak menginjak bawah tiga tahun juga merupakan usia perkembangan anak yang kritis. Masa batita adalah masa keemasan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada usia lima tahun pertama, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada usia ini, 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk karena dimasa ini anak sudah mulai bisa diarahkan.
Kemudian dalam penutupan buku tersebut, Dini menuturkan bahwa masalah kecerdasan generasi, banyak factor yang ikut berperan. Pemenuhan factor-faktor itu yang menentukan sejauh apa kecerdasan seorang anak. Untuk mendapatkan anak cerdas tidak hanya dengan memberi makanan sehat dan perawatan baik. Namun juga, lingkungan psikologis yang mendukung sejak dalam kandungan hingga usia lima tahun. Tidak ada kata terlambat dari pada tidak melakukan sama sekali. Jika pengetahuan ini barudiketahui setelah kehamilan atau anak baru berumur satu tahun, tidak ada kata menyesal tanpa berbuat apa-apa. Setiap masa dan upaya akan memperoleh hasilnya. Jadi segera bertindak, jangan tunggu waktu berlalu. Orang tua, khususnya ibu memegang peranan yang sangat penting dan menentukan. Untuk itu diperlukan seorang ibu yang terjaga kesehatan fisiknya, mental dan social serta pendidikan yang memadai.

Pada akhirnya, memang orangtua yang menentukan apakah yang ingin ia berikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak anaknya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pekembangan dan peningkatan kualitas anak yang sebenarnya adalah menjadi tanggung jawab orang tua. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, orangtua perlu berusaha semaksimal mungkin.

Penyusun, Ferry Djajaprana

Rangsang Kreativitas Anak Dengan Menulis

oleh: Tedifa


Menulis bagi anak-anak dapat meningkatkan kreativitas bahwa dengan menulis anak dilatih untuk berperasaan lebih halus dan perduli pada penderitaan sesama. Penelitian yang dilakukan oleh seorang psikolog menerangkan bahwa menulis emosi dalam sebuah tulisan, bisa membuat anak-anak lebih mudah memahami diri sendiri juga orang lain dan lingkungannya. Kendala yang kita hadapi sekarang adalah ketidakpedulian orangtua terhadap kebutuhan akan menulis bagi anak-anaknya. Bagi anak-anak yang pernah mengalami tindak kekerasan seksual ataupun tindak kekerasan dalam rumah tangga, menulis dapat membantu menghilangkan trauma yang diderita.

Anak Cerdas dan Kreatif Berkat Alunan Musik

oleh: Sefrizal 


* duta seruni *

Opsi seorang pendidik menghadapi anak-anak yang bermasalah

oleh: Olailani



Sebenarnya sikap dan tingkah laku anak-anak yang tidak mau bekerjasama merupakan dampak permasalahan dalam proses perkembangannya.  Banyak anak yang bahkan harus kehilangan masa kanak-kanaknya karena orang tua yang sibuk.  Sementara anak-anak lainnya dibesarkan oleh pengasuh(nanny).  Anak-anak itu diharuskan mandiri sebelum waktunya, akibatnya mereka mengalami stress atau bahkan depresi.

Apa yang harus dilakukan seorang guru? Sebagai seorang pendidik di sekolah, guru dituntut berperan sebagai orang tua.  Seorang guru harus mengerti bahwa dimanapun anak-anak berada, baik di sekolah maupun di rumah, tidak banyak bedanya.  Berikut adalah tujuh opsi yang sangat bermanfaat dan efektif untuk diterapkan di rumah maupun di sekolah.

1. Memberi penjelasan apabila ada masalah atau kejadian insidentil di kelas.  Misalnya, seusai kelas melukis ada cat air yang tumpah di lantai. Sebaiknya seorang guru berkata,”Lihat, di lantai ada tumpahan cat air”. Atau ketika guru mendapatkan kertas ujian tanpa nama. Sebaiknya seorang guru berkata,”Kenapa saya dapat kertas yang tidak ada namanya?” Juga apabila anak-anak asik ngobrol di kelas. Seorang guru boleh permisi keluar kelas sebentar untuk kemudian kembali dan mengatakan bahwa suara mereka sangat jelas terdengar sampai hall atau ruangan lain.

2. Berperan sebagai seorang informan.  Misalnya, suatu hari guru menemukan ada meja yang dicoret atau anak-anak mencoret meja.  Sebaiknya guru mengatakan bahwa meja bukan tempat untuk menuliskan sesuatu, tetapi kertas.  Atau di kelas komputer ada anak yang menggoreskan sesuatu di atas disket komputer. “Disket komputer tidak bisa lagi dipakai jika tergores atau kotor”.

3. Memberikan pilihan/opsi.  Misalnya, setelah seorang anak selesai membuat bentuk bangunan dengan balok atau lego, dia tidak mau membereskannya. “ Bagus sekali istana yang kamu buat! Pasti kamu akan membuat istana lagi besok. Kalau begitu kamu boleh menyimpan balok-balok itu di dalam rak yang sudah disediakan atau ke dalam kotak itu”.

4. Memberi perintah dengan pesan singkat atau satu kata.  Misalnya, seorang anak tidak memulai kalimat dengan huruf besar. Katakan, “Huruf besar!” Atau setelah seorang anak membuka pintu tetapi tidak menutupnya kembali, “ Pintu!”.

5. Berkomunikasi dengan gerakan atau bahasa tubuh. Misalnya kelas sangat gaduh, seorang guru menempelkan jari telunjuknya ke mulut.

6. Mengungkapkan perasaan anda.  Misalnya anda sedang menerangkan pelajaran, sementara anak-anak ngobrol. “ Saya merasa sedih dan frustrasi kalau tidak ada yang mau mendengarkan saya”.

7. Menyampaikan pesan atau perintah melalui tulisan.  Misalnya guru menyediakan kotak dimana tugas-tugas dikumpulkan; di kotak tersebut dituliskan pesan “ Akan lebih baik kalau mencantumkan nama dan tanggal”.

Minggu, 14 November 2010

Di Hotel JW Marriott, Anak-anak Paud Belajar Membuat Donat

Bertempat dilantai 3 Hotel JW Marriott Surabaya, Jumat (22/10) anak-anak Paud Duta Seruni RW V Kedung Rukem Tengah, Surabaya mengikuti acara cooking class yang digelar oleh Hotel JW Marriott Surabaya. Anak-anak tidak hanya melihat tetapi diajak ikut membuat.

"Ini memang bagian dari spirit to serve our community yang secara rutin sudah kami gelar sejak beberapa tahun sebelumnya. Dan pada kesempatan kali ini, kami mengajak siswa Paud untuk ikut melihat serta ikut berpraktek membuat donat," ujar WIKE TRISNANDHINI Communication Manager Hotel JW Marriott Surabaya.

Ditemani ALBERT KAINDLBAUER General Manager Hotel JW Marriott Surabaya, anak-anak langsung membuat donat sejak dari proses membuat adonan sampai dengan menghias donat dengan berbagai topping, sampai dengan proses terakhir, yaitu menggoreng.

Tampil mengenakan topi layaknya seorang chef, anak-anak berbaris rapi satu per satu dihadapan sebuah meja bersama denganENDRA YUDHA chef de pastry Hotel JW Marriott Surabaya, mulai membentuk bagian adonan yang udah dibagikan menjadi bulat dan tengahnya berlubang.

Hasilnya, tentu saja tidak serapi dan sebagus yang dibuat oleh para chef yang sesungguhnya. "Tujuannya memang ingin memperkenalkan anak-anak dengan aktivitas di kitchen hotel, sekaligus kemudian diajak mencoba membuat donat. Kami memang ingin berbagai kebahagiaan," tambah WIKE saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Jumat (22/10) disela-sela acara.(tok)

* duta seruni *

Paud Duta Seruni Bikin Donat di Marriott



Vanessa Gwieneth terlihat bengong melihat Albert Kaindlbauer yang piawai memutar adonan donat di sela jari-jemarinya. Bocah empat tahun murid Paud Duta Seruni itu berusaha menirukan aksi general manager Hotel JW Marriott tersebut. Tapi sayang, bolak-balik dicoba, ia selalu gagal. Seolah tahu keinginan Vanessa, Albert pun mendekati bocah berkaos olahraga warna kuning dan orange tersebut. Albert tak segan untuk mengajarinya. Dua kali diberi contoh, Vanessa langsung bisa. Ia pun bersorak kesenangan. “Asyik donatku enggak copot lagi,” kata Vanessa yang akrab disapa Ay Ay.
Vanessa bersama puluhan murid Paud Duta Seruni, Jumat (22/10), mendapat undangan khusus dari JW Marriott untuk datang ke hotel bintang lima  tersebut.  Bertempat di pinggiran kolam renang lantai 4, mereka diajak membuat sekaligus menghias donat. “Acara ini kami gelar untuk  mengajak anak-anak belajar mandiri sekaligus berkreativitas,” ungkap Wike Trisnandhini, marketing communication manager JW Marriott.
Uniknya, hampir semua murid Paud Duta Seruni yang diantar oleh orang tua maupun guru mereka, baru pertama kalinya menginjakkan kaki di hotel bintang lima tersebut. Tak heran banyak yang bengong sekaligus mengaguminya. “Benar-benar  pengalaman yang berkesan bagi kami semua,” aku Uci Utari, ketua Paud Duta Seruni.
Begitu tiba di pool terrace, anak-anak tersebut langsung duduk mengeliling meja yang sudah disediakan. Di atas setiap meja ada semacam nampan dengan beberapa macam adonan donat. Dipimpin Chef Endra Yudah, mereka terlihat antusias mulai pertama membuat adonan. “Lho itu mixer ya. Kok besar, Bunda,” tanya Aviasyah Ahmad Alhabsi.
Mendengar pernyataan itu, Chef Endra hanya tersenyum. Ia lalu memberikan penjelasan. “Kalau di hotel bikin donatnya kan banyak. Jadi mixernya butuh yang sebesar ini. Fungsinya sama kok dengan mixer milik mama di rumah kalian,” jelasnya.
Ditambahkan Uci, selain untuk melatih kemandirian, belajar di lokasi outdoor juga untuk melatih syaraf motorik anak-anak tersebut. Acara ini juga untuk mengenalkan cara membuat  beragam kue, sehingga mereka bisa menirunya di rumah. “Juga supaya enggak malas masuk dapur,” imbuh perempuan berjilbab itu. (opi) 
* duta seruni *

Gangguan Pendengaran pada Anak


Beberapa anak lahir dengan gangguan pendengaran, tetapi banyak ibu yang tidak segera menyadarinya. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman atau kurangnya perhatian ibu terhadap refleks bayi ketika mendapatkan stimulus suara seperti lagu, benda terjatuh, peluit, suara keras, dll. Padahal, semakin dini gangguan pendengaran terdeteksi, semakin besar peluangnya untuk diobati.
Para ahli juga mengatakan bahwa semakin cepat masalah pendengaran terdeteksi, semakin baik anak beradaptasi dengan metode stimulasi dan pembelajaran. Banyak masalah pendengaran yang dapat diatasi pada saat bayi belum berusia 3 bulan.
Dalam beberapa tahun pertama kehidupan, mendengar adalah bagian penting dalam perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. Bahkan kehilangan pendengaran ringan atau parsial dapat mempengaruhi kemampuan anak berbicara dan memahami bahasa.
Tes Pendengaran
Sebagian besar bayi yang lahir dengan gangguan pendengaran dapat didiagnosis melalui pemeriksaan pendengaran. Dokter atau bidan dapat melakukan tes pendengaran sederhana untuk mengecek kesehatan pendengaran bayi sebelum keluar dari rumah sakit atau rumah bersalin. Namun bila bayi Anda tidak lulus pemeriksaan pendengaran tersebut, tidak selalu berarti ada kelainan.  Kotoran atau cairan telinga berlebihan juga dapat mengganggu pendengaran. Dokter akan mengeceknya bila itu adalah penyebabnya. Dalam beberapa kasus, gangguan pendengaran yang disebabkan oleh infeksi, trauma, dan kebisingan juga belum menimbulkan masalah sampai masa kanak-kanak. Jadi, sangat penting untuk mengevaluasi pendengaran anak Anda secara teratur seiring pertumbuhan mereka.
Faktor Risiko
Risiko gangguan fungsi pendengaran meningkat bila anak:
  • lahir prematur
  • tinggal di unit perawatan neonatal intensif
  • bilirubin tinggi sehingga membutuhkan transfusi
  • diberi obat yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran
  • memiliki sejarah keluarga kehilangan pendengaran
  • mengalami komplikasi pada saat kelahiran
  • mengalami infeksi telinga atau infeksi lain seperti meningitis, toksoplasmosis atau sitomegalovirus
  • terpapar suara sangat keras
Kapan harus memeriksakan anak
Kebanyakan bayi baru lahir akan terkejut bila mendengar suara keras tiba-tiba. Bayi usia 3 bulan biasanya sudah mengenali suara orang tuanya. Pada usia 6 bulan, bayi sudah mengalihkan tatapan mata atau memalingkan kepala ke arah suara.
Bila anak Anda tidak menunjukkan respon pendengaran normal, segeralah memeriksakan anak ke dokter spesialis THT atau spesialis pendengaran (audilog).  Dokter akan secara khusus memeriksa pendengaran anak Anda dengan audiometri dan pemeriksaan klinis lainnya. Pemeriksaan audiometri dilakukan di bilik kedap suara dengan menggunakan game dan peralatan khusus yang memungkinkan dokter menilai tingkat pendengaran anak.
Anak-anak yang tampaknya memiliki pendengaran normal tetap harus dievaluasi secara berkala dan sewaktu-waktu jika ada kekhawatiran. Banyak gangguan prestasi belajar di sekolah dan kesulitan berkomunikasi anak yang tanpa disadari ternyata disebabkan oleh masalah pendengaran.
Sebarkan ke teman-teman:
* duta seruni *

      10 Tips Memilih Sepatu Anak


      Menjelang lebaran dan tahun ajaran baru adalah saat di mana banyak orang tua membelikan sepatu baru bagi anaknya. Jika ingin membelikan sepatu yang sehat, sangat penting bagi Anda untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang sepatu anak.
      Ada banyak hal yang perlu Anda perhatikan mengenai sepatu anak. Berikut adalah sepuluh di antaranya:

      1. Tunda untuk membelikan sepatu sampai anak Anda mulai berjalan. Penelitian menunjukkan bahwa kaki anak berkembang lebih sehat bila mereka belajar berjalan tanpa alas kaki. Sepatu pertama harus lunak, lentur dan sesuai ukuran. Kaki bayi masih berupa tulang rawan yang sangat mudah berubah bentuk oleh tekanan. Penggunaan sepatu terlalu kecil dan keras dapat membuat kaki balita mengalami rusak permanen.
      2. Selalu mengukur kaki anak sebelum Anda membelikannya sepatu. Kaki anak tumbuh dengan cepat sehingga Anda tidak bisa menggunakan hasil pengukuran sebelumnya. Bila anak Anda tidak dapat ikut serta ke toko atau susah diajak mengepaskan sepatu, tips pengukuran berikut dapat diterapkan: Pertama, mintalah anak berdiri pada kedua kakinya di atas kertas karton. Buatlah pola kaki dengan coretan pulpen melalui pinggiran kaki-kakinya. Potong pola kaki pada karton dengan gunting, tambahkan sekitar 1-2 cm pada bagian jari-jarinya. Pada waktu memilih sepatu, masukkan pola karton tersebut ke dalam sepatu untuk mengukur kesesuaiannya.
      3. Ukurlah kaki di sore hari pada saat volume kaki mengembang terbesar.
      4. Selalu mencoba sepatu pada kedua kaki. Ukuran kaki anak bisa berbeda antara kaki kanan dan kiri. Bila kedua kaki anak berbeda ukuran, gunakanlah ukuran kaki yang lebih besar. Perhatikan juga saat anak Anda berjalan dan pastikan bahwa tumitnya tidak menyelinap keluar, yang menandakan bahwa sepatu kebesaran.
      5. Sepatu anak harus memiliki tali, velcro (perekat) atau sistem pengancing lainnya. Anak-anak cenderung sangat aktif dan senang berlarian sehingga sepatu tanpa tali akan mudah lepas dan menyulitkan pemakaian.
      6. Carilah sepatu yang terbuat dari bahan berpori, seperti seperti kanvas atau kulit. Selain lebih tahan lama, bahan tersebut membantu kaki anak tetap dingin dan kering, mencegah kulit kaki melepuh, tidak nyaman, dan bau.
      7. Jangan “mewariskan” sepatu anak ke adiknya. Sepatu yang sudah dipakai lama akan terbentuk seperti pola kaki pemakainya. Selain itu, menggunakan sepatu bekas dapat menyebarkan kuman seperti jamur dan kutu air.
      8. Jangan membeli sepatu bertumit tinggi untuk anak. Selain menyulitkan anak untuk berjalan, sepatu model itu sangat buruk bagi pertumbuhan kaki yang benar. Pilihlah sepatu dengan sol yang datar dan rata.
      9. Sol sepatu anak harus kokoh dan cukup tebal untuk melindungi kaki dari rasa sakit dan cedera.
      10. Pilihlan sol yang berpola atau bertekstur, karena akan memberikan cengkeraman di tanah dan mencegah anak terpeleset.
      image: source
      Sebarkan ke teman-teman:
       * duta seruni *